Sabtu, 27 November 2010

Saat Dia Beranjak Senja

Ku pandangi raut wajahmu
penuh dengan kasih
pucat, pasi tak seperti dulu
rambutmu yang hitam
seakan sirna dimakan usia
Tapi…

itu tak menyurutkan sifatmu yang rahim
tak menyurutkan cinta pada anakmu ini
anak yang sering mendurhakaimu
Kini…
seharian kau terbaring di kamar
menahan sakit yang telah lama kau derita
Dengan tubuhmu yang lemah
kau datang menghampiriku
membelai rambutku penuh kasih
dan mengatakan…
Nak, maafkan ibu selama ini
maafkan ibu jika tidak dapat memenuhi kebutuhanmu
maafkan ibu jika sering memarahimu
maafkan ibu jika sering menyuruhmu
itu semua ibu lakukan…
karena ibu sayang kamu
Anakku,
jadilah kamu permata hidup
jadilah kamu seorang pembela kebenaran
kelak jikalau kau besar nanti
Anakku,
ingatlah akan maut
yang siap menjemput
kapanpun tanpa menunggu waktu
Tak terasa….
air mata berlinang di pipiku
aku tak sanggup berkata apapun
hanya hati yang bicara
aku akan menjadi seperti yang kau minta
menjadi manusia sejati dambaan umat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar